Passpod Resmi Jadi Startup Binaan IDX Incubator Pertama yang Melantai di Bursa Efek Indonesia
Sibernews, Jakarta- 29 Oktober 2018 - PT Yelooo Integra Datanet Tbk. (Passpod) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini dengan kode emiten YELO. Dengan pencatatan perdana saham ini, YELO menjadi emiten ke 46 pada tahun 2018, sekaligus startup binaan IDX Incubator pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
Passpod adalah perusahaan jasa penyewaan modem wifi dan travel assistance bagi pelancong Indonesia ke luar negeri dengan tiga segmen usaha yaitu bidang travel services, AI & big data, dan global connectivity.
Photo : Passpod |
Masyarakat
menyambut baik langkah initial public offering dari Passpod (“YELO”),
ditandai dengan saham Passpod yang mengalami oversubscribed lebih
dari 10.27 kali.
Passpod adalah perusahaan jasa penyewaan modem wifi dan travel assistance bagi pelancong Indonesia ke luar negeri dengan tiga segmen usaha yaitu bidang travel services, AI & big data, dan global connectivity.
Melantai
di bursa dipandang sebagai pencapaian atas kinerja serta segmen usaha
Passpod yang potensial. IPO juga menjadi langkah awal untuk ekspansi
bisnis serta target menjadi aplikasi on-demand untuk kebutuhan
traveller di 2022.
IDX
Incubator sendiri merupakan program inkubasi startup yang digagas
Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. IDX Incubator
memiliki visi untuk membantu mengembangkan startup di Indonesia baik
dari segi bisnis, legal, pendanaan hingga membantu mereka melenggang
ke lantai bursa saham. Passpod merupakan salah satu startup yang
mengikuti program tersebut sejak Februari 2018.
CEO
Passpod Hiro Whardana berharap langkah ini bisa menginspirasi startup
lainnya untuk terus melihat berbagai opsi pendanaan untuk perusahaan.
“Sebagaimana motivasi yang kami dapat selama proses inkubasi di IDX
Incubator, jangan menunggu tumbuh besar untuk IPO, justru dengan IPO
startup akan tumbuh,” ujar Hiro.
Pencatatan
perdana saham PT Yelooo Integra Datanet Tbk. ini sendiri disambut
baik oleh masyarakat, dimana sesuai hasil laporan hasil penawaran
umum perdana saham yang telah dilakukan pada tanggal 18 - 22 Oktober
2018 lalu, permintaan saham Passpod mengalami oversubscribed lebih
dari 10.27 kali. Passpod menunjuk PT Sinarmas Sekuritas sebagai
penjamin pelaksana emisi efek dan PT Jasa Utama Capital dan PT
Erdikha Elit Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.
Adapun
jumlah saham baru yang dilepaskan Passpod yaitu 130.000.000 lembar
saham, atau sebesar 34.21% dari modal ditempatkan. Dana IPO sendiri
akan digunakan untuk pengembangan bisnis, research & development aplikasi termasuk penambahan beragam fitur serta modal
kerja.
Passpod
adalah perusahaan jasa penyewaan modem wifi dan travel assistance
bagi traveller Indonesia yang bepergian ke luar negeri. Passpod
memiliki tiga segmen usaha yaitu bidang travel services, AI &
big data, dan global connectivity. Hingga April 2018, Passpod mampu
mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp475 juta. Jumlah
tersebut meningkat drastis dari capaian periode yang sama tahun
sebelumnya yang hanya menyentuh angka Rp 26,5 juta.
Hiro
mengatakan bahwa kinerja dan pencapaian ini tidak terlepas dari
segmen usaha yang diyakini Perusahaan dapat memberikan berbagai
solusi inovatif serta relevan sesuai tren bepergian saat ini. “Jumlah
outbound traveller Indonesia akan terus berkembang diprediksi
mencapai jumlah 10,6 juta orang di tahun 2021. Dengan memaksimalkan
potensi big data, bisnis Passpod bisa memberi layanan maksimal serta
berbagai rekomendasi kepada traveler Indonesia tidak hanya saat
persiapan tetapi juga selama perjalanan. Beberapa diantaranya yaitu
penjualan tiket destinasi wisata on-the-spot, itinerary builder,
e-commerce, asuransi perjalanan dan berbagai hal lainnya”.Selain
itu, Hiro mengakui IPO adalah langkah awal untuk pengembangan bisnis
Passpod ke mancanegara “Selain kebutuhan pendanaan, ketika nanti
berhubungan dengan pihak pemangku kepentingan maupun partner bisnis
di negara lain, perusahaan terbuka yang mengutamakan akuntabilitas,
transparansi serta tata kelola yang baik tentunya akan lebih
terpercaya”.
Ekspansi
bisnis yang direncanakan Passpod ke lima negara di Asia Tenggara
yaitu Malaysia, Singapura, Vietnam, Myanmar, dan Korea Selatan,
ditujukan untuk menarik turis dari luar negeri ke Indonesia. Wewy
Suwanto, Direktur Operasional dan Keuangan Passpod mengatakan
”Passpod yang saat ini sudah dapat digunakan di 70 negara menyasar
outbound traveller, tentunya tak menutup kemungkinan di masa yang
akan datang, jangkauan itu juga mencakup turis luar negeri yang ingin
berwisata ke Indonesia (inbound traveller) sebagai bentuk dukungan
pada program Kementerian Pariwisata. Untuk mencapai tujuan itu,
perseroan telah mendapatkan sertifikasi tingkat kandungan dalam
negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian dan sertifikasi Postel A
& B dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dengan izin
ini, Passpod akan lebih leluasa untuk menggarap pasar inbound maupun
outbound yang potensi pertumbuhannya masih sangat besar di masa
mendatang”, tambah Wewy.
Dengan
menambah beragam fitur pada aplikasi, memperluas wilayah pemasaran,
memperbanyak kerjasama dengan lebih banyak pihak dari industri
travel, serta peningkatan pelayanan pada konsumen, Passpod
memproyeksikan pendapatan sebesar Rp 165 milyar ditahun 2022 dengan
laba bersih Rp15.3 milyar serta proyeksi rata-rata pertumbuhan
tahunan (compund annual growth rate / CAGR) sebesar 109.99% dari laba
bersih. “Dari berbagai pilar strategi tersebut, di tahun 2022
Passpod berencana menjadi ekosistem on-demand berbasis aplikasi yang
menawarkan berbagai kebutuhan yang relevan bagi traveller selama
bepergian”. tutup Hiro.
p { margin-bottom: 0.1in; line-height: 120%; }