sponsored

Postingan Terbaru

Per September 2018, Laba Bersih Jakarta Setiabudi Internasional Melesat 118%


Para Direksi PT Jakarta Setiabudi International Tbk ketika melakukan pemaparan kinerja perseroan dalam acara paparan publik di Apartemen Setiabudi Sky Garden, Jakarta Selatan (foto : Abe)

SiberNews, Jakarta – PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT), salah satu perusahaan properti yang menjadi emiten Bursa Efek Indonesia (BEI), membukukan laba bersih Rp. 218 miliar di sepanjang periode Januari-September 2018 alias per September 2018.

“Jika dibandingkan per September 2017 sebesar Rp100 miliar, maka laba per September 2018 tersebut mengalami lonjakan hingga 118%,”
ujar Lim Merry, Direktur Keuangan JSPT, dalam acara paparan publik di Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Lim Merry mengemukakan, lonjakan laba tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan perseroan per September 2018 sebesar 33% menjadi Rp. 1,109 triliun dibandingkan dengan realisasi pendapatan per September 2017 sebesar Rp836,7 miliar.

Lim menuturkan, potensi pertumbuhan laba yang sangat signifikan tersebut memungkinkan perusahaan properti tersebut membagikan dividen tunai setiap tahun kepada para pemegang sahamnya.

“Sejak 2014 hingga tahun ini, kami terus-menerus mampu memberikan dividen tunai kepada para investor dengan tingkat rata-rata pertumbuhan majemuk tahunan (Compounded Annual Growth Rate/CAGR) sebesar 8%." ungkap Lim dalam keterangn persnya.

Seperti diketahui, perseroan pada 2018 ini telah membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2017 sebesar Rp. 44,1 miliar (Rp. 19 per saham) kepada seluruh pemegang saham perseroan.

“Seluruh langkah yang diambil manajemen perseroan akan terus memberikan hasil yang terbaik dan dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder,” imbuh Lim Merry.

Sementara itu, Chandra P. Asali, Direktur JSPT, mengungkapkan, manajemen perseroan akan mengalokasikan dana sebesar Rp. 1,2 triliun untuk membiayai belanja barang modal (capital expenditure/capex) 2019.

Seluruh capex tersebut akan digunakan untuk membiayai penyelesaian renovasi Hyatt Regency Bali (sebelumnya bernama Bali Hyatt), pembangunan hotel butik Andaz Bali serta membiayai pengembangan berbagai proyek di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

“Sekitar 30% dari total capex itu atau sekitar Rp360 miliar akan dibiayai oleh ekuitas perseroan dan sisanya sekitar Rp840 miliar berasal dari pinjaman bank,” ujar Chandra kepada wartawan usai acara paparan publik di Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Chandra mengemukakan, selain pengembangan berbagai proyek di ketiga tempat tersebut, perseroan juga akan mengembangkan Puri Botanical di atas lahan seluas 26 hektar yang berlokasi di Jakarta Barat. Di tempat ini, perseroan akan membangun rumah sakit bertaraf internasional, lifestyle arcade dan sport club.

“Kami juga akan mengembangkan proyek township di atas lahan seluas 660 hektar dan berlokasi di Deli Serdang, Medan, Sumatera Utara. Saat ini, perseroan telah menyelesaikan master planning dan akan dilanjutkan dengan pembangunan berbagai infrastruktur,” papar Chandra.

Chandra menuturkan, proyek yang diprioritaskan untuk pertama kali dikembangkan di Deli Serdang tersebut adalah pasar apung De River. Baru pengembangan berikutnya adalah commercial area dan residential area.

Chandra juga mengungkapkan, divisi hotel perseroan juga telah membeli lahan seluas 17,5 hektar di selatan Belitung serta mengakuisisi lahan seluas lima hektar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Langkah tersebut kami lakukan untuk mengantisipasi lonjakan pertumbuhan pariwisata di Indonesia yang diperkirakan akan booming pada tahun-tahun berikutnya,” pungkas Chandra.
SN747*)